18 August 2020
Sesuaikan SMS A2P dengan Perubahan Perilaku
Penyedia SMS di Indonesia dan di seluruh dunia sekarang sangat gembira dengan meningkatnya permintaan pasar untuk teknologi ini selama beberapa tahun terakhir. Menurut Report Linker, pasar SMS A2P diprediksi akan tumbuh pada CAGR sebesar 4,4% dan menyumbang USD 62,1 miliar pada tahun 2025. Untuk memenuhi harapan pelanggan dalam budaya "selalu aktif", bisnis harus fleksibel dalam menyesuaikan adaptasi SMS A2P mereka dengan perilaku pelanggan yang berubah. Berikut adalah bagaimana perusahaan dapat menyempurnakan penggunaan teknologi SMS A2P mereka untuk menjawab persyaratan pasar dan membantu mereka tetap kompetitif.
Jangkau semua jenis perangkat ponsel, bahkan yang paling dasar sekalipun
Menurut GSMA Intelligence, ada 5,15 miliar pengguna ponsel unik di dunia saat ini, sekitar 66% dari total populasi, dengan pertumbuhan 2,4% per tahun. Namun, penting bagi bisnis untuk memahami bahwa meskipun ada semakin banyak orang yang menggunakan ponsel, tidak semua orang terhubung ke internet setiap saat, dengan hanya 3,5 miliar orang yang diharapkan memiliki smartphone yang terhubung ke internet pada tahun 2020. SMS telah terbukti menjadi cara yang andal dan sederhana untuk terhubung dan berbagi informasi dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang tidak dilengkapi dengan smartphone, internet, atau media sosial. SMS memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan email atau aplikasi lain yang membutuhkan internet untuk berfungsi. Memahami perilaku pelanggan ini, bisnis perlu menyesuaikan strategi komunikasi mereka dan mulai menggunakan SMS untuk terhubung dengan khalayak yang lebih luas karena pengguna akhir dapat menerima SMS dengan mulus bahkan ketika mereka tidak memiliki koneksi internet.
Menawarkan lapisan keamanan tambahan untuk menghindari penipuan dan melindungi pelanggan
Penelitian oleh Slick Text memprediksi bahwa akan ada 6 miliar orang yang mengirim dan menerima pesan teks SMS pada tahun 2025. Dengan jumlah pengguna yang sangat besar ini, tidak mengherankan bahwa pertumbuhan penipuan SMS juga ada di cakrawala. Melindungi pelanggan dari penipuan dan penipuan, serta membangun mekanisme yang tepat untuk mengamankan pelanggan Anda dari risiko dan kerentanan harus menjadi salah satu prioritas utama bagi perusahaan, karena secara langsung berkorelasi dengan kepuasan pelanggan, kepercayaan, dan loyalitas. Otentikasi dua langkah melalui SMS adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan saat ini untuk menghindari pencurian data dan melindungi pelanggan dari penipuan fi0cial. Tidak hanya itu, penggunaan Online Transaction Password (OTP) juga sangat populer untuk lapisan keamanan tambahan bagi perusahaan SMS yang menggunakan teknologi SMS A2P.
Memahami titik nyeri pelanggan dan dibuat khusus SMS A2P Anda untuk meningkatkan pengalaman pelanggan
Meskipun statistik tentang ponsel meningkat, 65% perusahaan yang termasuk dalam studi Slick Text mengkonfirmasi bahwa mereka masih belum memiliki strategi formal untuk pesan SMS, dan hanya 14% dari mereka yang benar-benar terhubung dengan pelanggan mereka melalui SMS. Sebaliknya, 71% pelanggan mengatakan bahwa pesan teks untuk berkomunikasi dengan bisnis itu efektif. Memahami kesenjangan ini karena perubahan perilaku pelanggan, perusahaan perlu menggunakan kesempatan ini untuk lebih terlibat dengan pelanggan yang menggunakan teknologi SMS A2P. Ada banyak aspek bisnis yang dapat dioptimalkan menggunakan solusi SMS yang dibuat khusus, untuk memecahkan poin rasa sakit pelanggan, termasuk masalah pemecahan masalah, mengkomunikasikan pertanyaan atau kekhawatiran penagihan, membuat reservasi, mengubah pesanan pembelian, dan banyak lagi.
Secara global, termasuk SMS A2P di Indonesia, perubahan perilaku pelanggan jelas memainkan peran penting tentang bagaimana teknologi ini diadaptasi oleh bisnis. Memperhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya diinginkan pasar dapat membantu perusahaan Anda untuk menerapkan teknologi SMS A2P dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
Apakah informasi ini membantu?