12 November 2021
Tantangan dan Peluang ISP di Era Digital
Pertumbuhan internet yang cepat telah membentuk dinamika kebutuhan Internet, dan ini akibatnya mempengaruhi perkembangan tantangan ISP. Ketika World Wide Web dan Internet lahir pada tahun 1991, itu dianggap sebagai revolusi "muda". Hanya butuh beberapa dekade bagi 4,7 miliar orang dari populasi dunia untuk bergantung pada internet, memungkinkan revolusi lain seperti cloud, 5G, dan IR 4.0 terjadi. Dan penjaga gerbang keterkaitan kita tidak lain adalah ISP, yang harus menghadapi tantangan keuangan dan lalu lintas.
Dengan sejumlah besar kebutuhan internet, ISP harus mencari atau menemukan peluang untuk tetap berkelanjutan, dan, jika mungkin, memaksimalkan pendapatan mereka. Tetapi untuk memahami apa peluang ini dan bagaimana ISP dapat menambah pendapatan mereka, ISP harus terlebih dahulu menganalisis lanskap dan tantangan saat ini dalam permainan. Untuk mengatasi masalah ini, Telkom DWS dalam seminar "ISP's Next Big Thing: Appeal to Your Customers and Monetize Digital Market Opportunities" dengan berbagi wawasan tentang tantangan ISP saat ini dan solusi yang mungkin dapat diimplementasikan.
Berikut adalah beberapa tantangan utama yang harus dihadapi ISP di era digital di mana pandemi global sedang berlangsung:
• Menekan Biaya Operasi
Ketika era digital meningkatkan ketergantungan kita pada internet, pandemi semakin meningkatkannya. NTT, penyedia internet di Jepang, melaporkan peningkatan 30-40% lalu lintas internet selama pandemi. Pertumbuhan serupa (40%) ditemukan di Spanyol dan negara-negara lain. Kebutuhan spiking ini berdampak pada pemeliharaan infrastruktur internet dan biaya operasi. ISP kemudian perlu menemukan cara untuk membuat rencana dan keputusan bisnis yang hemat biaya untuk membuat bisnis mereka berkelanjutan dan menjaga kualitas layanan mereka pada tingkat tertinggi sepanjang masa.
• Pertumbuhan Daya Beli yang tidak ada
Sementara kebutuhan internet terus meningkat, pandemi secara signifikan berdampak pada ekonomi, yang mengakibatkan penghambatan pertumbuhan daya beli. Di AS, ISP utama seperti AT &T, Comcast, dan T-Mobile menandatangani janji untuk menjaga rumah tangga Amerika yang memiliki kesejahteraan rendah terhubung ke internet. Di Indonesia, pemerintah juga telah menyediakan kuota internet untuk mahasiswa. Meskipun tindakan ini bersifat amal, itu juga merupakan tanda bagaimana pelanggan dalam pandemi tidak memiliki kekuatan untuk membeli lebih banyak. ISP tidak bisa begitu saja menaikkan biaya mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka.
• Pengurangan Pasar dan Perang Harga
Dengan tuntutan yang lebih besar, datang persaingan yang lebih besar. Dan meskipun berlawanan dengan teori penawaran-permintaan klasik, tidak jarang melihat bahwa perang harga terjadi ketika permintaan tinggi, mengingat bahwa pelanggan memiliki lebih banyak pilihan sekarang. Seiring dengan kebutuhan untuk menekan biaya operasional, dampak perang harga di antara ISP dapat menjadi bencana. Untuk menambahkan tantangan, ISP dengan model B2B mungkin menghadapi kesulitan lebih lanjut karena beberapa klien bisnis mungkin menghentikan operasi mereka atau menurunkan pengeluaran mereka pada saat krisis.
Dengan tantangan ini, ISP harus menemukan cara lain untuk meningkatkan pendapatan mereka dan membuat bisnis mereka berkelanjutan. Perlu ada perpanjangan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang berbeda selain hanya akses Internet. Dalam webinar, dua solusi inovatif seperti SMS masking dan solusi IoT dapat menjadi kunci untuk meningkatkan pendapatan ISP. Pembangunan di bidang-bidang ini dapat menarik target yang lebih luas, membantu ISP tetap berkelanjutan. Kami akan melihat rincian lebih lanjut tentang bagaimana inovasi ini dapat mendukung bisnis ISP di pos lain. Anda juga dapat mengunjungi Youtube Telkom DWS di https://www.youtube.com/watch?v=_DI3Khrg4eU&t=7632s untuk menonton webinar lengkap.
Apakah informasi ini membantu?