09 May 2025
Overheating Bisa Merusak Perangkat di Data Center
Di era saat ini, data center menjadi tulang punggung bagi hampir seluruh bisnis dengan layanan berbasis internet, mulai dari layanan perbankan digital, cloud services, hingga sistem informasi yang ada di Pemerintahan. Namun, di balik adanya teknologi canggih yang berjalan 24/7, terdapat ancaman serius, yaitu terjadi overheating, atau panas berlebih.
Meski tampak sederhana, overheating merupakan salah satu penyebab utama kegagalan perangkat keras (hardware) yang ada di data center. Ketika suhu lingkungan sekitar dan perangkat meningkat melebihi batas toleransi, dampaknya bisa fatal loh, mulai dari penurunan performa sistem, kerusakan permanen pada perangkat server, hingga downtime yang merugikan bisnis secara finansial dan reputasi.
Mengapa Overheating Menjadi Masalah Serius di Data Center?
Yap, overheating pada data center jaman sekarang yang telah dipenuhi oleh ribuan server, perangkat jaringan, sistem penyimpanan, dan infrastruktur pendukung lainnya yang mengharuskan bekerja 24 jam tanpa henti sehingga setiap komponen menghasilkan panas dalam jumlah signifikan. Lalu, jika panas ini tidak dikelola dengan baik, maka suhu ruang data center bisa meningkat secara drastis
Lalu sebenarnya apa saja yang menjadi alasan utama overheating yang dapat menjadi ancaman serius?
Kepadatan Perangkat Tinggi
Untuk dapat menghemat ruang dan biaya operasional perusahaan, banyak data center yang menempatkan perangkat dalam rak (rack) dengan kepadatan tinggi. Hal Ini dapat menyebabkan akumulasi panas yang besar dalam ruang terbatas.Konsumsi Energi yang Besar
Server dan perangkat lain membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang sangat besar, dan sebagian besar akan dikonversi menjadi panas.Kegagalan Sistem Pendingin
Jika sistem pendingin (cooling system) gagal berfungsi, maka suhu bisa meningkat dalam hitungan menit saja lho.Lingkungan Tropis
Di negara-negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, suhu dan kelembaban yang tinggi memperburuk risiko overheating.
Dampak Overheating pada Perangkat
Overheating juga berpotensi menyebabkan kerusakan permanen. Berikut adalah beberapa dampak nyata apabila perangkat mengalami overheating:
Penurunan Kinerja Sistem (Thermal Throttling)
Sebagian besar prosesor modern memiliki fitur thermal throttling sistem yang otomatis menurunkan kecepatan kerja untuk mengurangi panas. Akibatnya, performa sistem dapat menurun drastis dan menyebabkan keterlambatan layanan atau respon yang lambat pada aplikasi.
Kegagalan Komponen Hardware
Komponen seperti CPU, GPU, RAM, dan hard disk sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Pemanasan berlebih dapat menyebabkan solder meleleh, ada komponen meledak, atau papan sirkuit menjadi rusak.
Downtime System
Ketika suhu mencapai ambang kritis, sistem mungkin melakukan shutdown otomatis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut kejadian ini dapat menyebabkan terjadinya downtime yang bisa berdampak besar pada layanan digital, terutama jika tidak ada sistem redundansi yang memadai di data center
Umur Perangkat Lebih Pendek
Paparan suhu tinggi secara non stop, mempercepat penuaan komponen elektronik. Hal tersebut berdampak pada masa pakai server dan perangkat jaringan berkurang signifikan.
Risiko Kebakaran
Meskipun jarang, overheating ekstrim dapat menyebabkan percikan listrik atau kebakaran pada rak server, terutama jika tidak adanya sistem deteksi dini atau alat pemadam api otomatis.
Sistem Pendingin: Garis Pertahanan Pertama
Untuk mencegah overheating, data center modern menerapkan berbagai sistem pendinginan, seperti:
Pendingin Ruangan (CRAC – Computer Room Air Conditioning)
Ini adalah sistem AC khusus untuk data center yang mengontrol suhu dan kelembaban secara presisi.
Hot Aisle – Cold Aisle Containment
Pola penempatan rak server sedemikian rupa menjadikan aliran udara panas dan dingin dipisahkan, membantu efisiensi pendinginan.
Pendinginan Cair (Liquid Cooling)
Teknologi ini menggunakan cairan pendingin untuk menyerap panas langsung CPU dan GPU, dan menjadi solusi untuk pusat data berkepadatan tinggi.
Sirkulasi Udara dan Ventilasi yang Memadai
Pemanfaatan sistem ducting dan sensor suhu untuk mengatur sirkulasi udara secara efisien, menghindari “hot spots” di area tertentu.
Strategi Pencegahan dan Monitoring
Selain sistem pendinginan, pencegahan overheating juga bergantung pada pemantauan suhu secara real-time dan pemeliharaan rutin. Beberapa langkah strategis meliputi:
Instalasi sensor suhu dan kelembaban di setiap rak atau zona data center.
Pemantauan melalui dashboard digital, termasuk notifikasi otomatis jika suhu mendekati batas aman.
Audit termal yang dilakukan secara berkala, untuk mendeteksi area yang rawan panas dan memperbaiki aliran udara.
Overheating bukan hanya masalah teknis, namun juga bisa menjadi ancaman serius terhadap operasional, reputasi, dan keberlangsungan perusahaan khususnya bisnis digital. Memastikan perangkat tetap dalam suhu optimal adalah bentuk perlindungan terhadap aset digital yang bernilai tinggi. Overheating bisa dicegah dengan adanya desain yang tepat, teknologi yang memadai, dan kesiapsiagaan yang berkelanjutan. Untuk mengurangi risiko overheating kamu bisa menggunakan layanan data center dari neuCentrIX. Kunjungi www.mycarrier.telkom.co.id untuk tahu informasi lebih lanjut.
Apakah informasi ini membantu?