BerandaArtikelTantangan Mengelola On Premise Data Center
article-image

20 January 2025

Tantangan Mengelola On Premise Data Center

Membangun pusat data yang dikelola secara lokal atau fisik bisa menjadi tantangan yang cukup besar bagi banyak perusahaan, apalagi dengan terus berkembangnya kebutuhan dan teknologi. Tantangan tersebut mencakup beberapa aspek terkait teknis, operasional, hingga finansial. Berikut beberapa tantangan utama dalam mengelola on-premise data center:

1. Timbulnya biaya Investasi & Pemeliharaan

  • Investasi awal yang tinggi: Membangun data center sendiri membutuhkan investasi yang cukup besar yaitu  untuk pengadaan perangkat keras (server, storage, perangkat jaringan),pengadaan infrastruktur fisik data center (ruang server, pendinginan, daya), dan software untuk kebutuhan manajemen perusahaan

  • Pemeliharaan rutin: Komponen hardware yang sekarang digunakan di data center memerlukan pemeliharaan rutin untuk menjaga kinerja dan menghindari kerusakan yang dapat mengganggu operasional. Hal ini bisa meningkatkan biaya operasional perusahaan (OPEX).

  • Upgrading komponen hardware: Perangkat keras untuk data center harus selalu diperbarui secara berkala agar tetap relevan dengan teknologi terbaru yang berkembang, yang membutuhkan perencanaan anggaran perusahaan jangka panjang.

2. Skalabilitas

  • Skalabilitas terbatas: Pada data center yang dikelola oleh perusahaan sendiri (on premise), kapasitas penyimpanan dan komputasi sering kali terbatas oleh beberapa hal contohnya ruang fisik, sumber daya, dan anggaran perusahaan. Untuk menambah kapasitas data center, perusahaan mungkin harus membeli perangkat keras tambahan dan mengalokasikan lebih banyak ruang, hal ini yang harus menjadi concern dan perhatian perusahaan

  • Perencanaan kapasitas: Membangun dan mengelola data center untuk kebutuhan kapasitas di masa depan sangat sulit. Jika kapasitas tidak bisa direncanakan dengan baik, perusahaan bisa kekurangan sumber daya, atau bahkan berinvestasi terlalu banyak pada kapasitas yang tidak terpakai.

3. Keamanan dan Kepatuhan

  • Keamanan fisik dan cyber: Keamanan data dan infrastruktur menjadi salah satu yang penting, terutama karena data center rentan dengan serangan fisik (misalnya, pencurian perangkat keras) dan serangan siber (misalnya, hacking, malware, ransomware). Perusahaan harus memastikan bahwa data center mereka sudah dilindungi oleh pengamanan yang memadai.

  • Kepatuhan regulasi: Berbagai perusahaan yang akan membangun on premise data center pasti akan dihadapkan pada peraturan yang ketat mengenai keamanan data dan privasi (seperti GDPR di Eropa atau HIPAA di AS). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa data center memenuhi standar ini memerlukan perhatian ekstra dan dapat meningkatkan biaya operasional.

4. Keterampilan dan Tenaga Kerja

  • Kekurangan sumber daya manusia yang terampil: Selain regulasi dan finansial, pengelolaan data center on premise memerlukan keterampilan teknis yang tinggi dalam hal manajemen server, perangkat jaringan, virtualisasi, dan juga troubleshooting masalah perangkat keras dan perangkat lunak.

  • Tingkat pergantian staf: Pengelolaan data center yang memerlukan keterampilan khusus bisa menghadapi kesulitan dalam mempertahankan tenaga kerja terampil. Kekurangan teknisi yang terampil dapat menghambat kelancaran operasional data center.

5. Manajemen Daya dan Pendinginan

  • Pengelolaan daya: Data center sendiri mengkonsumsi daya listrik yang sangat besar, baik untuk server, maupun untuk sistem pendinginan yang dibutuhkan agar perangkat keras yang ada tidak overheat. Mengelola konsumsi energi ini dengan efisien menjadi tantangan yang besar, terutama dengan harga energi yang sangat fluktuatif, sehingga dibutuhkan perencanaan yang sangat matang

  • Pendinginan: Sistem pendinginan yang efisien sangat penting untuk menjaga suhu server agar tetap dalam batas yang aman. Tanpa sistem pendinginan yang baik, perangkat keras bisa mengalami kegagalan yang dapat menyebabkan downtime.

6. Downtime dan Pemulihan Bencana

  • Risiko downtime: Setiap ada gangguan di data center dapat menyebabkan downtime yang akan berpengaruh negatif ke bisnis sampai dengan timbul kerugian. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal salah satunya masalah teknis (kerusakan hardware, kegagalan perangkat jaringan) atau bencana alam.

  • Pemulihan bencana: Membangun dan mengelola rencana pemulihan bencana yang efektif (disaster recovery) bisa sangat kompleks dan memerlukan investasi besar serta waktu yang tidak singkat. Perusahaan juga harus memiliki prosedur yang jelas untuk memitigasi risiko kerusakan data dan untuk memastikan bahwa layanan dapat dipulihkan dalam waktu singkat.

7. Kompleksitas Infrastruktur dan Integrasi

  • Infrastruktur yang kompleks: Data center yang di kelola sendiri biasanya memiliki banyak komponen infrastruktur yang harus dikelola secara berbarengan, seperti halnya server, storage, perangkat jaringan, perangkat keamanan, sistem manajemen, dan komponen lainnya. Hal ini dapat menciptakan kompleksitas dalam manajemen perusahaan dan pemecahan masalah.

  • Integrasi dengan sistem lain: Data center juga harus dapat berintegrasi dengan aplikasi dan layanan lain yang digunakan dalam perusahaan itu sendiri, seperti layanan cloud, sistem ERP, dan platform analitik serta aplikasi lainnya yang ada di perusahaan. Menyusun integrasi yang efisien dan aman antara berbagai sistem ini bisa menjadi tantangan tersendiri

8. Kepemilikan dan Keberlanjutan

  • Sustainability: Dengan meningkatnya fokus pada keberlanjutan, data center on-premise sering kali dikritik karena adanya konsumsi energi yang tinggi. Perusahaan atau Industri yang peduli dengan keberlanjutan harus menemukan cara untuk mengelola infrastruktur mereka dengan efisiensi energi yang lebih ramah lingkungan.

  • Kepemilikan infrastruktur: Berbeda dengan cloud computing, perusahaan yang mengelola data center sendiri memiliki tanggung jawab penuh atas infrastruktur mereka. Artinya, perusahaan harus berinvestasi dalam berbagai hal mencakup pemeliharaan, upgrade, dan perbaikan, yang meningkatkan biaya total kepemilikan bagi perusahaan sendiri.

9. Pengelolaan dan Pemantauan

  • Pemantauan yang kompleks: Mengelola semua perangkat dan komponen dalam data center yang besar memerlukan pemantauan yang intensif. Jika ditemukan masalah, tim operasional harus cepat mendeteksi dan memperbaikinya. Kenapa? agar masalah tersebut tidak memengaruhi layanan atau aplikasi yang berjalan di atasnya.

  • Manajemen kapasitas dan performa: Perusahaan juga perlu memperhitungkan dan memastikan performa yang optimal dengan memantau beban kerja yang ada, penggunaan storage data center, serta kinerja jaringan membutuhkan alat manajemen yang efektif.

Apakah informasi ini membantu?

Related Article